Kamis, 16 Maret 2017

MANUSIA HANYA SATU RAGANYA YANG BANYAK









JUAL E-BOOK
JUDUL : MANUSIA HANYA SATU RAGANYA YANG BANYAK
HARGA ; Rp. 30.000.
YANG BERMINAT HUB. WIRASANDI RISANI
NO.HP 085103481919
NO.REK. 1520014105130 BANK MANDIRI
AN. WIRASANDI.....

BAB I

LATAR BELAKANG

Bahwa budaya yang menjiwai orang orang Bugis, bukan hanya menyangkut, peradaban, adat istiadat, tapi juga  hubungan antar sesama manusia,  dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Gabungan kedua kutub  ini,   menyatu dalam jiwa manusia Bugis, yang kemudian melahirkan sebuah ilmu yang disebut, “Ilmu Pappejeppu”. sebagai salah satu wujud budaya  dalam kehidupan. Ada satu hal pemahaman dalam budaya mereka ketika ia berdiri pada sebuah keyakinan dengan memegang prinsip bahwa ; Seddimi Tau, Watanna mi maega artinya, Pada hakikatnya manusia hanya satu, hanya raganya saja banyak. Rupanya pemahaman inilah yang kemudian melahirkan sebuah bentuk ilmu hakikat sebenarnya tentang Manusia, yang disebut Ilmu Pappejeppu. Ungkapan pengertian Seddimi Tau  (Manusia hanya satu), hanya dapat dimengerti dan   dipahami oleh orang orang yang telah mengenal dan  mendalami   ilmu  tersebut. Mungkin saja ada bentuk pemahaman dan keyakinan atau  filsafat yang juga mengatakan  bahwa Manusia hanya Satu,  oleh suku bangsa atau bangsa lain, namun bentuk aplikasi dan implementasinya didalam ilmu ini, dimana penulis yakin akan berbeda. Karena Ilmu Pappejeppu bukanlah ilmu pengetahuan tentang  filsafat atau ilmu   tasawuf, walaupun  didalam ajaran ini banyak  dukungan  dari  kandungan nilai nilai filsafat dan tasawuf. Yang hanya digunakan untuk menjelaskan sesuatu, guna lebih memudahkan pengertian ilmu ini. Sebab ilmu ini  sebagaimana dikatakan bahwa ; “ Tennaoki kalla, tennaleppai lila, tenna iringngi anging, tennawenrui nawa nawa.”  Artinya : “ Ilmu ini tidak dapat ditulis dengan pena, tidak bisa diucapkan oleh lidah, tidak disentuh oleh angin, dan tidak dapat dihayalkan oleh pikiran.”  Oleh karena itu setiap manusia  dapat saja mengetahui  atau mendalami ilmu  ini,  dengan terlebih dahulu mencari  orang orang yang memahami  untuk  dapat  belajar darinya,  walaupun itu tidak mudah. Dengan melihat  masalah ini, dimana semakin hari semakin berkurang orang yang mengetahuinya,  tentu  pada akhirnya ilmu ini akan menghilang,  sebab itu penulis memberanikan diri untuk menulis tentang ilmu ini dan kharasteristiknya, agar ilmu ini tidak ditelan bumi. Dan sebagai langkah awal, bagi yang ingin mendalami ilmu ini, wajib memahami dan meyakini bahwa dalam diri manusia, disamping raganya, juga terdapat ROH dan NYAWA, didalam ilmu Pappejeppu, dipahami bahwa ROH adalah  percikan cahaya yang terpolarisasi dari Nur Ilahi, sedang NYAWA adalah  seberkas percikan cahaya yang terpolarisasi dari NUR Muhammad, polarisasi kedua cahaya tersebut kemudian bersinergi, yang  melahirkan letupan yang disebut Napas. Peranan dan manifestasi Napas inilah yang kemudian menjadi inti ajaran ilmu Pappejeppu. Dari napas tersebut kemudian memancarkan lagi polarisasi ke berbagai cakrawala,  dari segala penjuru alam pemikiran manusia, yang kemudian melahirkan   cabang cabang tempat bertenggernya ilmu pengetahuan (Science), Filsafat, Ilmu Metafiska, Ilmu Mistik, dan Ilmu mantera.   Adapun ilmu mistik dan ilmu mantera   nampaknya luput dari perhatian,  baik yang  mendalami Ilmu Tasawuf atau Sufisme,  ataupun ilmu Pappejeppu itu sendiri. Korelasi napas yang terpolarisasi, kedalam bentuk ilmu Mistik, dan ilmu mantera, juga memberikan inspirasi, dan analisa, bahwa peranan napas pada setiap manusia telah menanamkan  keyakinan tentang prinsip Seddimi Tau atau   manusia hanya satu.    hal ini oleh penulis mencoba mengungkap, pada buku  ini, pada bagian lainnya.   Karena kurangnya  orang mengetahui  apalagi memahami prinsip Seddimi Tau atau manusia hanya satu,    padahal ilmu ini  memiliki  prinsip  nilai filosofi tentang,  hidup  yang sangat mendalam. Sehingga dapat meciptakan hubungan manusia dengan manusia secara harmonis tanpa memandang Suku (Etnis) Agama, Ras, dan kedudukan sosial. Karena pada prinsipnya Seddimi Tau  adalah bahwa apa yang ada pada diri kita sama dengan apa yang ada  pada seluruh Manusia lainnya atau dengan kata lain bahwa sesungguhnya yang disebut hakikat manusia itu adalah satu adalah ROH yang digerakkan oleh NYAWA dan dimediasi oleh NAPAS. Sehingga dengan demikian ROH inilah  yang merupakan wujud  kesamaan manusia dengan manusia lainnya, sehingga  terciptalah  pemahaman bahwa sesungguhnya manusia itu hanya satu, sebab pemahaman ini mengatakan  bahwa ROH yang ada dalam diri kita sama dengan ROH yang ada pada manusia lainnya.  Sehingga hal ini akan melahirkan  persaudaraan  yang kuat  untuk dapat menciptakan, hubungan manusia dengan sesama manusia    guna membina   kehidupan bermasyarakat dan berbangsa maupun dalam menciptakan perdamaian didunia. Oleh karena itu dalam budaya Bugis Makassar, makna Saudara atau persaudaraan memiliki makna filosofi tersendiri,  sebagaimana kata “Saudara” kalau dalam bahasa Bugis disebut Silessureng artinya : Satu keluaran,   ibaratnya Satu Industri yang memproduksi  Satu merk mobil. Silessureng atau Satu asal tempat keluar, memiliki  arti bahwa kita manusia Satu keluaran dari perut seorang Ibu. Begitupula dalam bahasa Makassar disebut Sarebattang  artinya Satu perut.  Satu perut artinya bahwa kita semua manusia bersaudara karena kita berasal dari Satu perut seorang Ibu. Oleh karena itu di daerah Bugis Makassar dahulu, apabila seseorang dikenal atau belum dikenal datang bertamu dirumah orang Bugis Makassar, dan dijamu oleh tuan rumah maka tuan rumah akan mengatakan bahwa karena anda sudah meminum air dirumahku maka secara tidak langsung kita telah mengikat persaudaraan. Dan menurut seorang Ahli Anthropologi  budaya Bugis berkebangsaan Australia yang bernama Leonard Y. Andaya mengatakan bahwa : Belum pernah saya melihat suku bangsa yang memiliki tingkat persaudaraan yang begitu tinggi seperti yang dimiliki oleh suku Bugis Makassar,  karena apabila ada orang lain yang sudah dianggap saudara oleh orang Bugis Makassar mengalami masalah, maka selain isteri dan anaknya, maka apa yang ada pada dirinya ia akan berikan bahkan bila perlu nyawanyapun ia pertaruhkan. (Orang Bugis Makassar dahulu). Secara Ontologis   bahwa Ilmu Pappejeppu ini telah dikenal dikalangan orang Bugis, jauh sebelum ajaran Islam masuk ke wilayah daerah Bugis.

Salah satu pengertian ilmu Pappejeppu tidak hanya berada dalam alam gaib, yang tidak memiliki wujud realita tertentu, dan hanya dapat  dihayati dan direnungkan dalam aktivitas narasi manusia, tapi juga yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana mewujudkan dari alam ghaib ke alam nyata menjadi sesuatu yang bermanfaat, atau sesuatu yang dapat dipetik hasilnya, dari hasil Pappejeppu yang bersumber dari pemahaman,  interaksi antara manusia dengan Tuhannya. Perbedaan lain antara ilmu tasawuf atau Sufisme dengan ilmu Pappejepu, dimana sebelum memasuki ajaran ilmu Tasawuf atau Sufisme,terlebih dahulu seseorang harus   masuk kedalam salah satu aliran Tariqat, katakanlah salah Satu  aliran Tariqat yang dikenal di Indonesia,  adalah aliran Tarekat Naqsyabandiah. Bahwa seseorang yang masuk kedalam aliran Tariqat ini, terlebih dahulu ia harus di bay’at atau disumpah , sebagai bentuk kesetiaan dan kepatuhan yang mengikat dirinya terhadap Mursyid atau syaikh, maupun terhadap aliran itu. Sedang dalam menuntut ilmu Pappejeppu, seorang murid, tidak ada suatu keterikatan baik terhadap Guru pembimbing maupun terhadap aliran. Karena ilmu Pappejeppu tidak memiliki aliran, hanya satu hal yang menjadi Sumpah seseorang murid terhadap Gurunya adalah sang murid dilarang keras mengajarkan ilmu tersebut kepada siapapun tanpa ada izin dari Guru pembimbing. Dalam ilmu Pappejeppu, sebenarnya tidak dikenal Guru dan Murid, seseorang yang mengajarkan dengan menunjukkan jalan tentang tata cara Mappejepu (Memahami), itu hanya sebuah panggilan, untuk berbagi ilmu. Dan tidak menutup kemungkinan  dikemudian hari sang murid lebih mendalam pemahamannya dari sang guru. Karena semua itu tergantung pada orang yang mendalaminya. Dari uraian tersebut diatas bila ditinjau dari segi filsafat Ontologi, ILMU ini tidak didapatkan satupun  dalam bentuk sebuah naskah tulisan,  karena hal ini sifatnya sangat sakral. Dan hanya dapat dibuktikan dan dirasakan serta diyakini sebagai sebuah bentuk kebenaran oleh pengamal pengamal ilmu Pappejeppu, secara  turun temurun dari dahulu kala, oleh orang orang Bugis, sebelum mereka menganut Islam. Dan ilmu  inilah yang membuat  semakin menambah keyakinan mereka, dalam mengamalkan Ilmu Pappejeppu akan kebenaran ajaran Islam, baik dari sisi Syariat maupun sisi Tasawuf (Filsafat).  Sebagaimana mereka meyakini kebenaran sudah hakiki sebelum diucapkan.

Bahwa hakikat “Seddimi tau” atau manusia hanya satu, bukan hanya melahirkan nuansa ilmu  kebatinan, yang kemudian melahirkan ilmu Pappejeppu itu, tapi jangkauannya bisa lebih jauh masuk kedalam ilmu tasawuf. Sementara Tasawuf selalu memainkan peranan yang sangat penting dalam sejarah, agama,dan budaya di kawasan nusantara yang maha luas ini.

Dalam berbagai fenomena kehidupan moral yang dialami bangsa saat ini, dimana factor agama dan pendidikan tidak mampu lagi, menanggulangi berbagai problem perilaku masyarakat yang sangat ekstrim saat ini. Hampir setiap hari kita disajikan oleh baik media cetak maupun media electronic berbagai macam pelanggaran dijalan yang sering memakan korban,  tawuran kelompok,etnis,antar pelajar, seks bebas, perkosaan,  KDRT,   bunuh diri  perampokan, penganiayaan, pembunuhan,  narkotika, Korupsi.  Semuanya itu semakin menambah daftar panjang bukti-bukti bobroknya akhlak manusia saat ini. Sehingga ada pandangan yang  mengatakan  bahwa : Saat ini “SUDAH HUJAN AYAT, BANJIR HADITS, TAPI IMAN HANYUT”



4 komentar:

  1. Assalamualaikum pak saya mau order/beli bukunya ,kalo boleh tau itu dalam bahasa Indonesia ? Dan berapa kirim2 luar daerah ? Saya di Sulteng tolong dibalas trims .

    BalasHapus
  2. Kalo kepinrang berapa ongkos kirimnya

    BalasHapus
  3. sya sering mendengarkan ini..tapi memang luar biasa karna bagaimana itu seorang manusia bisa mengenal jati dirinya dan tuhannya.

    BalasHapus
  4. Assalamu Alaikum wr wb
    Dengan cara apa jika saya ingin membeli atau memiliki buku ini untuk memperdalam atau lebih memahami yang pernah saya dengar dan ketahui dari pendahulu saya.

    BalasHapus